Phenomena yang terjadi baru-baru ini yaitu kemunculan jejak UFO berupa circle crop di Sleman Yogyakarta menggegerkan rakyat Indonesia terutama warga sekitar karena ini yang pertama terjadi di negara kita.
Sebagian orang langsung percaya bahwa
itu memang jejak UFO dan memang makhluk luar angkasa benar-benar ada,
sedangkan sebagian orang terburu-buru mengingkarinya dan mengatakan
bahwa makhluk luar angkasa itu tidak ada.
Lalu bagaimana kita sebagai seorang
muslim yang diwajibkan percaya kepada yang ghaib yang tidak bisa kita
lihat menyikapi phenomena seperti ini?
>Baca Selanjutnya<
>Baca Selanjutnya<
Bagaimana phenomena makhluk luar angkasa jika ditinjau dari Al-Qur’an?
Harus
diketahui bahwa Yang menciptakan manusia dari tidak ada dan
membentuknya dan meniupkan padanya dari ruh-Nya, dan mengokohkan ciptaan
alam semesta ini termasuk keajaiban yang ada didalamnya, adalah juga
Maha Kuasa untuk menciptakan luar angkasa dan makhluknya, Al-Qur’an
telah menunjukkan adanya makhluk-makhluk yang tidak diketahui oleh
manusia dimasa kenabian, demikian juga Al-Qur’an menunjukkan peran dari
penemuan ilmiyah, dan bahwa setiap berita akan ada waktu kemunculannya,
Allah Azza wa Jalla berfirman:
(وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ ) (النحل:8)
Artinya: (dan dia telah menciptakan kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.) [QS An-Nahl: 8].
Ayat diatas mengisyaratkan bahwa ada
beberapa makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’aala dari jenis hewan
yang kita tidak mengetahuinya, ini karena Allah Ta’aala menyambungkan
makhluk tersebut dengan kuda, bagal dan keledai yang merupakan jenis
hewan.
Dan disebutkan di dalam Al-Qur’an
beberapa ayat lainnya yang sepertinya mengisyaratkan adanya binatang di
langit dan bumi, diantaranya firman Allah Ta’alaa:
(وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِن دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى
جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاء قَدِيرٌ) (الشورى:29)
Artinya: (di antara tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya) [QS Asy-Syuura: 29].
Sebagian ulama mengatakan bahwa lafaz daabbah (makhluk melata)menunjukkan bahwa itu makhluk-makhluk selain malaikat karena Allah Azza wa Jalla membedakan antara makhluk yang melata dengan malaikat dalam menyebutkannya dalam firman-Nya:
(وَلِلّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مِن دَآبَّةٍ وَالْمَلآئِكَةُ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُونَ) (النحل:49)
Artinya: (dan kepada Allah sajalah
bersujud segala makhluk melata yang berada di langit dan semua makhluk
yang melata di bumi dan (juga) Para ma]aikat, sedang mereka (malaikat)
tidak menyombongkan diri) [QS An-Nahl: 49).
Allah Ta’alaa menyebutkan dalam
ayat diatas makhluk-makhluk melata di langit dan makhluk melata di
bumi kemudian baru menyebutkan para malaikat.
Dengan ayat-ayat seperti ini sebagian
ulama menyebutkan bahwa tidak ada salahnya ini menjadi isyarat atas
wujudnya alam-alam lain, akan tetapi sepatutnya kita tidak memastikan
hal ini, karena ayat-ayat seperti ini bisa mengandung kemungkinan lebih
dari satu pentakwilan.(Fatwa dari Syeikh Abdullah Al-Faqih hadidzohullah Ta’alaa)
Adapun pendapat bahwa makhluk-makhluk
ini yang menciptakan manusia dengan bentuk yang menyerupainya dengan
perantara DNA dan bahwa dia merupakan kekuatan ajaib yang mengakibatkan
wujudnya manusia, maka ini secara hakikatnya merupakan pendapat yang
batil yang menafikan akidahnya.
Kesimpulan:
Meskipun Al-Qur’an telah mengisyaratkan
dalam beberapa ayatnya tentang kemungkinan keberadaan makhluk di luar
angkasa, namun kita tidak boleh memastikan bahwa phenomena yang terjadi
di bumi merupakan jejak keberadaan mereka, karena tidak ada seorangpun
yang pernah melihat secara langsung wujud mereka seperti yang sering
dilukiskan dalam film-film, demikian juga kita tidak boleh menafikan
secara langsung keberadaan mereka karena Al-Qur’an telah memberi
isyarat yang memungkinkan keberadaan mereka.
Tapi kita tidak boleh terlalu
menyibukkan diri mendalami tentang masalah ini karena bukan termasuk
perkara ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada kita untuk mengharap
pahala dan ridlo-Nya di dunia dan akhirat.
Wallau A’lam bishowab.
No comments:
Post a Comment